Rabu, 05 Desember 2012

Bumi yang Kokoh dengan Gunung-Gunungnya



Dalam Al-Qur’an Informasi geologis tentang pengkokohan bumi dengan gunung-gunung sudah tersirat, rahasianya baru bisa disibakkan melalui teori-teori ilmiah modern setelah 14 abad berlalu, seperti Dalam ayat al-Qur’an dinyatakan

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ ۚ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ [٣١:١٠]

Artinya :

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا [٧٨:٦]

وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا [٧٨:٧]

Artinya :

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,

dan gunung-gunung sebagai pasak?,

Seperti yang telah dikatakan dalam Al-Qur’an, Informasi yang diperoleh melalui penelitian geologi tentang gunung sangatlah sesuai dengan ayat diatas. Salah satu sifat gunung yang paling signifikan adalah kemunculannya pada titik pertemuan lempengan-lempengan bumi, yang saling menekan saat saling mendekat , dan gunung ini “mengikat” lempengan-lempengan tersebut. Dengan sifat tersebut, pegunungan dapat disamakan seperti paku yang menyatukan kayu. Selain itu, tekanan pegunungan pada kerak bumi ternyata mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapai permukaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.

Yang jadi pertanyaan ialah, Bagaimana mungkin gunung mampu menstabilkan bumi, sementara bobot massa dan dimensinya begitu kecil jika dibandingkan dengan massa dimensi bumi?

Menurut temuan-temuan geologis, pegunungan itu muncul sebagai hasil dari pergerakan dan perbenturan pelat raksasa yang merupakan kerak bumi. Pela-pelat ini amat besar dan membawa semua benuanya. Bila dua pelat bertabrakan, yang satu biasanya tergelincir dibawah yang lain dan puing-puing yang terpadatkan ini membentuk pegunungan dengan terangkat lebih tinggi dari pada sekelilingnya. Selain itu, tonjolan yang merupakan pegunungan bergerak di bawah tanah selain di atas tanah. Ini berarti  bahwa pegunungan mempunyai bagian yang terseret ke bawah sebesar bagiannya yang terlihat. Perpanjangan pegunungan di bawah tanah ini mencegah kerak bumi dari tergelincir pada lapisan magma atau antara lapisan-lapisannya,

Dengan penjelasan ini, salah satu dari sifat pegunungan yang paling bermakna adalah formasinya di titik-titik gabung pada pelat-pelat bumi yang tertekan bersama dengan cara berdekatan ketika mendekat dan “memancangkan” diri. Artinya, kita bisa mempersamakan pegunungan dengan paku-paku yang merekatkan potongan kayu. Selanjutnya, tekanan yang didesakkan oleh pegunungan terhadap kerak bumi dengan massa yang amat besar itu mencegah pergerakan magma di inti bumi dari penjangkauan bumi dan penghancuran kerak bumi. Lapisan tengah bumi yang disebut inti, merupakan kawasan yang terbuat dari bahan-bahan yang mendidih di suhu yang mencapai ribuan derajat.

Pergerakan inti ini menyebabkan pemisahan bagian-bagian untuk tegak diantara pelat-pelat yang membesarkan bumi. Pegunungan yang tegak di bagian-bagian ini menghalangi pergerakkan ke atas dan melindungi bumi dari gempa yang keras. Sangat menarik untuk dicatat bahwa fakta-fakta teknis yang di temukan oleh geologi modern di masa kita sekarang telah terungkap dalam Al-Qur’an ribuan tahun yang lalu. Dalam suatu ayat tentang pegunungan, dinyatakan dalam Al-Qur’an :

Q.S Luqman:10

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ ۚ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ [٣١:١٠]

Artinya:

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.

Dengan ayat ini, Al-Qur’an menolak tahayul yang biasanya diakui pada waktu itu. Dengan mempunyai pengetahuan yang astronomis primitive seperti masyarakat-masyarakat-masyarakat lain pada waktu itu, orang-orang arab mengira bahwa langit terangkat tinggi di atas gunung. (inilah kepercayaan tradisional yang kemudian ditambahkan diperjanjian lama untuk menjelaskan alam semesta) kepercayaan ini berpendapat bahwa ada pegunungan tinggi di dua ujung bumi yang datar, inilah “penopang” langit. Pegunungan ini dikira sebagai tiang yang menyangga langit di atas tempatnya. Ayat tersebut menolak hal ini dan menyatakan bahwa langit itu “tanpa penipang”. Fungsi geologis sejati juga diungkapkan: untuk mencegah getaran. Sebuah ayat lain menekankan hal itu pula:

Q.S Al-Anbiyya’:31

وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ [٢١:٣١]

Artinya:

Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.

Sumber: Feris Firdaus, S.Si., Alam Semesta (Sumber Ilmu, Hukum, dan Informasi ketiga setelah Al-Qur’an dan Al-Sunnah), (Yogyakarta: Insania Cita Press)

2 komentar:

fjr66 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
fjr66 mengatakan...

maaf... numpang artikel...
http://fjr66.blogspot.com/2015/10/hubungan-golden-rasio-dengan-kota-mekkah.html

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes